1, 3, 7-Trimetilxantin adalah nama ilmiah bagi kafein,
yang dikonsumsi dunia lebih dari 7 juta ton per tahunnya. Selama
berabad-abad, berbagai bangsa telah belajar membuat minuman berkafein
dari ekstrak tumbuh-tumbuhan yang dapat “menyegarkan dan menambah energi
tubuh.”
Kopi adalah minuman berkafein yang sangat populer. Secangkir kopi rata-rata mengandung 100–150 mg kafein. Kopi instant mengandung 80–90 mg kafein, dan kopi nonkafein sampai 25 mg kafein. Segelas teh mengandung 50–100 mg kafein dan soft drink/minuman bersoda (coca cola, fanta, dan sebagainya) mengandung 30–75 mg.
Sedikit-dikitnya, secangkir kopi dengan 110 mg kafein akan mempengaruhi daya kerja jantung. Meminum kafein sebanyak 1000 mg per hari yang terdapat dalam sekitar 10 cangkir kopi, dapat menimbulkan kafeinisme yaitu sekumpulan gejala yang ditimbulkan oleh “keracunan” kafein seperti insomnia, tubuh yang gelisah, kepala pusing, tubuh yang gemetar, mudah tersinggung, dan sebagainya.
Seseorang mungkin saja minum dua cangkir kopi untuk sarapan, satu cangkir lagi ketika tiba di tempat kerja, secangkir yang lainnya sewaktu rehat kopi (coffee break), dan secangkir teh waktu makan siang yang tentunya dengan tambah. Ditambah lagi dengan beberapa cangkir kopi atau teh setelah makan siang sampai malam hari. Kesemuanya ini dapat memberikan sekitar 1000 mg kafein. Oleh karena puncak jumlah kafein dalam darah terjadi 2 jam setelah meminumnya, maka dalam satu segi pengertian, orang tersebut berada dalam keadaan “diracuni” sepanjang harinya.
Walaupun dalam jumlah yang sedikit namun kalau diminum secara rutin, maka kafein dapat menimbulkan kecanduan, Bagaimanakah kafein dapat merusak tubuh? Yang paling nyata adalah rangsangannya yang berlebihan terhadap otak sehingga setelah meminum kopi, seorang akan merasa lebih berenergi. Ini sebenarnya adalah sesuatu yang semu. Dalam hal ini tubuh dirangsang dan dipaksa untuk bekerja melampaui batas kemampuannya, sehingga dapat menimbulkan rasa letih yang selalu ada, rasa lemah, dan perasaan susah tidur.
Prof. Dr. Oglesby Paul adalah Dosen di Fakultas Kedokteran Northern University di Chicago (AS). Dalam penelitiannya yang berlangsung selama lima tahun, dia menemukan bahwa kopi meningkatkan angka resiko untuk penyakit jantung koroner. Hasil yang hampir sama ditemukan oleh sekelompok dokter yang bergabung dalam satu organisasi yang disebut Boston Collaborative Drug Surveillance Program. Dilaporkan bahwa lima cangkir kopi sehari atau lebih akan meningkatkan risiko serangan jantung sebesar dua kali lipat. Sehubungan dengan ini, para peneliti di Toronto University menemukan bahwa kopi menaikkan kadar kolesterol dalam darah.
Setelah mencapai lambung, secangkir kopi yang diminum dapat merangsang lambung untuk mengeluarkan asam lambung lebih banyak dari jumlah yang normal. Asam lambung yang berlebihan akan mempercepat pembentukan penyakit maag serta penyakit lambung lainnya. Dr. J.L. S Roth dari Fakultas Kedokteran University of Pennysylvania (AS) melaporkan bahwa dua cangkir kecil kopi dapat merangsang pengeluaran asam lambung selama lebih dari satu jam.
Bagaimana dengan kopi nonkafein? Dr. S. Coken dan Dr. G. H. Booth melaporkan di New England Journal of Medicine bahwa kopi non-kafein juga merangsang lambung untuk mengeluarkan asam lambung dengan berlebihan. Jadi, bukan hanya kopi biasa, tetapi kopi non-kafein pun dapat mempercepat terbentuknya penyakit maag, memperparahnya, dan mengganggu proses pengobatan penyakit tersebut.
Kopi adalah minuman berkafein yang sangat populer. Secangkir kopi rata-rata mengandung 100–150 mg kafein. Kopi instant mengandung 80–90 mg kafein, dan kopi nonkafein sampai 25 mg kafein. Segelas teh mengandung 50–100 mg kafein dan soft drink/minuman bersoda (coca cola, fanta, dan sebagainya) mengandung 30–75 mg.
Sedikit-dikitnya, secangkir kopi dengan 110 mg kafein akan mempengaruhi daya kerja jantung. Meminum kafein sebanyak 1000 mg per hari yang terdapat dalam sekitar 10 cangkir kopi, dapat menimbulkan kafeinisme yaitu sekumpulan gejala yang ditimbulkan oleh “keracunan” kafein seperti insomnia, tubuh yang gelisah, kepala pusing, tubuh yang gemetar, mudah tersinggung, dan sebagainya.
Seseorang mungkin saja minum dua cangkir kopi untuk sarapan, satu cangkir lagi ketika tiba di tempat kerja, secangkir yang lainnya sewaktu rehat kopi (coffee break), dan secangkir teh waktu makan siang yang tentunya dengan tambah. Ditambah lagi dengan beberapa cangkir kopi atau teh setelah makan siang sampai malam hari. Kesemuanya ini dapat memberikan sekitar 1000 mg kafein. Oleh karena puncak jumlah kafein dalam darah terjadi 2 jam setelah meminumnya, maka dalam satu segi pengertian, orang tersebut berada dalam keadaan “diracuni” sepanjang harinya.
Walaupun dalam jumlah yang sedikit namun kalau diminum secara rutin, maka kafein dapat menimbulkan kecanduan, Bagaimanakah kafein dapat merusak tubuh? Yang paling nyata adalah rangsangannya yang berlebihan terhadap otak sehingga setelah meminum kopi, seorang akan merasa lebih berenergi. Ini sebenarnya adalah sesuatu yang semu. Dalam hal ini tubuh dirangsang dan dipaksa untuk bekerja melampaui batas kemampuannya, sehingga dapat menimbulkan rasa letih yang selalu ada, rasa lemah, dan perasaan susah tidur.
Prof. Dr. Oglesby Paul adalah Dosen di Fakultas Kedokteran Northern University di Chicago (AS). Dalam penelitiannya yang berlangsung selama lima tahun, dia menemukan bahwa kopi meningkatkan angka resiko untuk penyakit jantung koroner. Hasil yang hampir sama ditemukan oleh sekelompok dokter yang bergabung dalam satu organisasi yang disebut Boston Collaborative Drug Surveillance Program. Dilaporkan bahwa lima cangkir kopi sehari atau lebih akan meningkatkan risiko serangan jantung sebesar dua kali lipat. Sehubungan dengan ini, para peneliti di Toronto University menemukan bahwa kopi menaikkan kadar kolesterol dalam darah.
Setelah mencapai lambung, secangkir kopi yang diminum dapat merangsang lambung untuk mengeluarkan asam lambung lebih banyak dari jumlah yang normal. Asam lambung yang berlebihan akan mempercepat pembentukan penyakit maag serta penyakit lambung lainnya. Dr. J.L. S Roth dari Fakultas Kedokteran University of Pennysylvania (AS) melaporkan bahwa dua cangkir kecil kopi dapat merangsang pengeluaran asam lambung selama lebih dari satu jam.
Bagaimana dengan kopi nonkafein? Dr. S. Coken dan Dr. G. H. Booth melaporkan di New England Journal of Medicine bahwa kopi non-kafein juga merangsang lambung untuk mengeluarkan asam lambung dengan berlebihan. Jadi, bukan hanya kopi biasa, tetapi kopi non-kafein pun dapat mempercepat terbentuknya penyakit maag, memperparahnya, dan mengganggu proses pengobatan penyakit tersebut.
Para ahli gizi dari Harvard University yang sangat termasyur itu menemukan bahwa kafein menaikkan kadar gula darah. Sehingga setelah meminum kopi, seseorang akan merasa lebih berenergi karena meningkatnya kadar gula dalam darah. Kemudian insulin akan menurunkan kadar gula ini ke tingkat yang lebih rendah dari yang sebelumnya. Dengan demikian, ia akan merasa lesu. Lalu, perasaan lesu ini akan merangsangnya untuk meminum kopi lagi guna memperoleh kembali energi yang telah hilang itu.
Juga ditemukan bahwa kopi akan merangsang ginjal untuk membentuk dan membuang air yang diminum. Demikian ditemukan dalam penelitian Dr. S. Bellet dan kawan-kawan. Biro Makanan dan Obat Amerika Serikat memberi amaran agar ibu-ibu hamil menjauhi kopi.
Kopi meningkatkan pembuangan kalsium dari dalam tubuh. Ditemukan juga bahwa kopi yang diminum sewaktu makan akan mengurangi penyerapan zat besi sebanyak 40%. Perlu kita ingat bahwa zat besi dibutuhkan untuk pembuatan hemoglobin darah yang berfungsi sebagai pengikat oksigen.
Sebagai pengganti kopi untuk menggairahkan semangat kerja, cobalah berjalan kaki cepat pada waktu jam istirahat. Minumlah air bening yang sejuk beberapa kali selama jam kerja. Atau pandanglah jauh-jauh ke luar jendela kantor dan rapikan tempat kerja. Ini adalah alternatif yang kreatif dan sehat sebagai pengganti kafein. Walaupun tidak berikbat sangat fatal, namun kopi perlu dihindari.
0 komentar:
Posting Komentar